Kajian Sosiolinguistik Pada Film Pendek “Sinyal Tresna” Karya Ravacana Films

Estimated read time 7 min read

Sosiolinguistik adalah salah satu ilmu interdisipliner atau gabungan dari dua disiplin ilmu, yaitu Sosiologi dan Linguistik. Sosiologi adalah ilmu sosial yang mengkaji tentang kehidupan masyarakat, sedangkan linguistik adalah ilmu yang mengkaji, menelaah, dan menganalisis bahasa secara umum, baik bahasa daerah, asing, maupun bahasa Indonesia. Dari hal tersebut, sosiolinguistik dapat didefinisikan sebagai kajian tentang bahasa dalam hubungannya dengan masyarakat. Sosiolinguistik  sebagian bersifat empiris yang artinya merupakan masalah kegiatan mencari dan mengumpulkan fakta, dan bersifat teoritis yang artinya masalah kegiatan berpikir

Sosiolinguistik berhubungan dengan perincian-perincian pemakaian bahasa yang sebenarnya, seperti deskripsi pola-pola pemakaian bahasa atau dialek dalam budaya tertentu, pilihan pilihan pemakaian bahasa atau dialek tertentu yang dilakukan oleh penutur, dan latar pembicaraan (Abdul Chaer dan Leonie Agustina, 1995: 6). Penggunaan bahasa dalam masyarakat sangatlah beragama. Indonesia sendiri selain memliki bahasa nasional, juga memiliki banyak sekali bahasa-bahasa daerah yang bertebaran diseluruh pulau.

Bahasa merupakan sistem lambang bunyi dengan aturan tertentu yang telah disepakati oleh pemakainya. Selain itu, bahasa juga alat untuk berkomunikasi baik lisan maupun tulisan yang dipakai untuk berinteraksi. Dalam sosiolinguistik, masyarakat bahasa bersifat heterogen. Artinya, masyarakat yang menggunakan bahasa sangat beragam, baik dari segi usia, gender, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, pendidikan, dan sebagainya. Selain itu, bahasa juga dibedakan lagi menjadi sangay resmi, setengah resmi, dan tidak resmi pada suasana pertuturan. Lalu tempat pertuturan, dan waktu pertuturan juga berpengaruh dalam bahasa.

Karena keheterogenan masyarakat inilah, mucul variasi-variasi bahasa yang sangat banyak jumlahnya. Variasi-variasi bahasa tersebut memiliki karakteristik tersendiri. Variasi ini yang menjadi fokus dalam ilmu Sosiolinguistik. Dalam variasi bahasa terdapat dialek, kronolek. Dialek adalah variasi bahasa pada suatu daerah dengan ciri yang relatif sama. Sedangkan kronolek adalah variasi bahasa yang digunakan pada komunitas tertente dan pada masa tertentu.

Selain variasi bahasa, dalam sosiolinguisti terdapat juga campur kode. Campur kode adalah percampuran dua bahasa dalam satu waktu atau kalimat dan satu penutur. Campur kode ini dapat terjadi akibat tingkat pendidikan dan juga tingkat sosial.

Film pendek yang digunakan penulis  berjudul “Sinyal Tresna” Karya Ravacana Films. Film ini tayang pada tahun 2022 dengan sutradara bernama Wahyu Agung Prasetyo. Ravacana Films bersama Im3 berhasil menginterpretasikan lagu ‘Sinyal Tresno” karya Ndarboy genk menjadi sebuah film pendek yang menggambarkan kisah cinta anak muda. Judul film yang sangat unik “Sinyal Tresno” yang memiliki arti Sinyal Cinta.

Sinopsis Cerita

Film pendek berjudul “Sinyal Tresna” menceritakan tentang seorang laki-laki yang bernama Cebret. Dia adalah seorang pemiliki bengkel sticker motor. Cebret galau akibat kisah cintanya dengan sang kekasih kandas setelah satu setengah tahun berjalan. Saat sedang diatas bukit untuk mengenang kisah cintanya, tiba-tiba ada dua hantu perempuan dan laki-laki yang menculiknya. Hantu perempuan bernama Kunang, sedangkan hantu laki-laki bernama Gendrong. Kunang dan gendrong membawa Cebret ke Paripati untuk bertemu dengan kepala Paripati dan siswa lainnya. Saat sampai, Cebret ditanyai oleh kepala Paripati apakah hatinya sedang sakit. Cebret terus berbohong dan terus teriak minta dilepaskan. Karena tak mau mengaku, akhirnya kepala Paripati memutar video saat Cebret tengah sedih akibat kehilangan kekasihnya.

Setelah Kepala Paripati menjelaskan Paripati, cebret terbangun. Ternyata ia tertidur saat bekerja dan dibangunkan oleh pelanggan. Cebret jadi bahan tertawaan seluruh pelanggannya akibat tanda patah hati dimulutnya. Karena rasa malu, ia berusaha menghapus tanda tersebut tetapi sia-sia. Kunang menjelaskan bahwa tanda itu akan hilang saat cebret telah mengikhlaskan sang kekasih dan tidak terus-terusan menyalahkannya.

Karena sakit hatinya, cebret tak mendengarkan Kunang. Ia langsung pergi naik motor menuju rumah kekasihnya. Anehnya, Cebret hanya terus berputar-putar dijalan itu. Hal tersebut karena maksud dari cebret yang ingin menyalahkan sang mantan kekasih. Cebret akhirnya kembali ke rumah. Ia terus dinasehati oleh Kunang dan Gendrong. Akhirnya Cebret sadar dan mulai menerima keadaan.

Suatu hari, datanglah Sintha, gadis cantik yang sedang patah hati juga. Sintha datang ke bengkel Cebret untuk menutup sticker yang mengingatkannya pada perjuangan 2 tahun tanpa kepastian. Cebret mulai tertarik dengan Sintha setelah mendengar ceritanya yang hampir senasib. Singkat cerita, pada malam hari Cebret mengirim pesan kepada Sintha untuk mengajaknya jalan-jalan. Cebret bahagia karena Sintha menerima ajakannya untuk jalan-jalan.

Saat jalan-jalan, munculah benih-benih cinta antara Cebret dengan Shinta. Mereka sangat bahagia dan dapat melupakan sakit hati mereka. Pada akhirnya, Cebret dan Sintha menjadi Patriot cinta dan meluluskan angkatannya di Paripati.

Ragam Bahasa

Ragam bahasa adalah salah satu pembahasan pokok pada kajian sosiolinguistik. Karena itu, sosiolingusitik yang merupakan cabang linguistik berusaha menjelaskan variasi-variasi bahasa yang ada pada masyarakat. Pada film Sinyal Tresna ini, terdapat variasi bahasa yaitu, dialek, kronolek, sosiolek.

  • Dialek

Dialek adalah variasi bahasa yang ada pada suatu tempat atau daerah.  Pada film ini terlihat beberapa dialek.

Pada kalimat “Nyatane sing salah ki kono kui kok” terdapat kata “Kok” yang merupakan dialek Yogyakarta yang digunakan untuk mempertegas kata.

Kata “ora” pada film juga termasuk dialek Jawa Tengahan. Untuk daerah Jawa Timuran biasanya menggunakan “ogak”

Kata “to” yang termasuk imbuhan untuk memperjelas kata. Kata tersebut termasuk dialek bahasa Jawa Yogyakartanan karena daerah Jawa timuran biasanya menggunakan “ta”.

Kata “Ndono” yang memiliki arti kesana, termasuk dialek Yogyakarta.

Kata “ming” yang memiliki arti hanya terdapat pada dialek Yogyakarta.

Kata “je” yang merupakan kata imbuhan, terdapat pada dialek Yogyakrta,

Kalimat “jal tok pikir kui”. Kata “jal” terdapat pada dialek Semarang. Kata tersebut berasal dari kata jajal yang artinya coba.

Kalimat “opo sing dirasake deknen?”. kata “deknen” yang memiliki arti dia, terdapat pada dialek semarangan.

Kata “Mbois” pada kalimat “wis apik kui, mbois hehehe” terdapat pada dialek malang yang berarti keren.

  • Kronolek

Kronolek adalah variasi bahasa yang digunakan pada komunitas tertentu pada masa tertentu. Berikut contoh kronolek pada film “Sinyal Tresna”:

Kata “Loss” termasuk kronolek karena saat ini baru tenar penggunaan kata tersebut untuk menggantikan kata mengikhlaskan.

Kata “bumbung” yang artinya perjuangan juga termasuk kronolek karena sekarang sudah jarang digunakan.

Campur Kode

Selain ragam bahasa, terdapat juga campur kode dalam film ini. Berikut contoh Campur kode pada film “Sinyal Tresno”:

Wis tak tandur pari, malah sing tukul patah hati” frasa Patah hati merupakan bahasa Indonesia. Jadi ada campur kode antara bahasa Jawa dengan Bahasa Indonesia.

“heh! Kok malah curhat”. kata “curhat (curahan hati” termasuk dalam bahasa Indonesia. Jadi ada campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa.

Mbok sek Strong” terdapat campur kode antara bahasa Inggris dengan Jawa, yaitu kata strong yang artinya kuat.

Mari kita beri selamat kepada dulur kita yang berhasil menjadi patriot patah hati” disini juga terdapat campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jawa pada kata dulur yang artinya saudara.

Kesimpulan

Film pendek Sinyal Tresna karya Wahyu Agung Prasetyo dengan Ndarboy genk serta Im3, terdapat dialek, kronolek, dan campur kode yang terpampang jelas pada dialog antar tokoh. Meskipun film ini dibuat di Yogyakarta dan dibuat oleh orang Yogyakarta, terdapat dialek-dialek lain daerah didalamnya. Dialek tersebut seperti; dialek Semarang, dan Malang. Dialek Semarang contohnya; jal, deknen. Lalu dialek Malang seperti kata mbois. dan untuk dialek Yogyakarta seperti; kok, ora, ndono, ming, je.

Selain dialek, ada juga kronolek atau variasi bahasa dalam kurun waktu tertentu. Contoh kronolek pada film pendek Sinyal Tresno yaitu; loss, bumbung. Kata loss termasuk kronolek karena kata tersebut saat ini disepakati memiliki arti mengikhlaskan. Lalu kata bumbung termasuk kronolek karena bahasa tersebut memang memiliki arti perjuangan, tapi itu dulu. Sekarang bumbung kurang dipahami dikalangan anak muda.

Campur kode pada film Pendek ini kebanyakan campuran antara bahasa Indonesia dengan Jawa. Untuk campur kode bahasa Inggris dengan Jawa hanya ada satu, pada kata Strong.

Referensi

Aini, Syarifah. 2020. “Analisis Ragam Bahasa Film Bebas Sutradara Riri Riza”. diakses pada 16 Desember 2022, pada http://repository.umsu.ac.id/bitstream/han dle/123456789/6970/SKRIPSI%20SYAR IFAH%20AINI.pdf?sequence=1&isAllo wed=y 

Chaer, Abdul. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya

Djamil, Misbach & Rochyah. 1995. Sosiolinguistik. Jakarta: Pusat Pengembangan Bahasa.

Moleong, Lexy J. 2019. “Metode Penelitian Kualitatif.

Mustikawati, Diyah A. 2015. “ALIH KODE DAN CAMPUR KODE ANTARA PENJUAL DAN PEMBELI (ANALISIS PEMBELAJARAN BERBAHASA MELALUI STUDI SOSIOLINGUISTIK). Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran. 3(2). 23-32.

Putriani, Adriyani & Hermawan. 2019. “Analisis Campur Kode pada Lirik Lagu Babymetal”. dalam Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang, Vol.5, No. 2. 101-113.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours