Festival Bandeng Kawak: Tradisi Unik dari Kota Delta

Estimated read time 2 min read

Setiap Hari Raya Maulid Nabi SAW, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo menyelenggarakan Festival Bandeng Kawak. Festival yang biasanya digelar di alun-alun Sidoarjo ini menyasar para petani tambak ikan bandeng untuk ikut memeriahkan festival tahunan ini.

Festival Bandeng Kawak ini sangat lekat dengan masyarakat Sidoarjo. Selain bandeng menjadi ikon utama Kabupaten Sidoarjo, ikan bandeng juga menjadi salah satu penopang ekonomi sebagian besar masyarakat. Melalui festival inilah, para petambak bandeng dapat mempromosikan hasil budidaya mereka.

Pemkab Sidoarjo telah menyediakan sarana dan prasarana sebagai penunjang berbagai acara di festival. Kemudian Pemkab Sidoarjo akan mengundang para petambak ikan Bandeng dan mengajak seluruh masyarakat untuk ikut memeriahkan Festival Bandeng Kawak.

Bandeng Kawak

Festival Bandeng Kawak biasanya dibuka dengan sambutan dari Bupati Sidoarjo. Kemudian dilanjutkan dengan acara lelang bandeng yang dapat diikuti seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Khusus untuk para petambak ikan bandeng, mereka dapat mengikuti lelang bandeng kawak (jumbo). Bandeng dengan bobot yang paling berat berhak menjadi pemenang dan mendapatkan hadiah.

Festival Bandeng Kawak dapat diikuti oleh seluruh elemen masyarakat. Meskipun festival ini diadakan untuk memperingati Hari Raya Maulid Nabi SAW, tetapi Pemkab Sidoarjo sangat terbuka bagi siapa saja yang ingin ikut memeriahkan festival ini.

Masyarakat memiliki antusias tinggi pada Festival Bandeng Kawak, terutama para petambak bandeng. Para petambak bandeng selain tertarik dengan berbagai hadiah yang disediakan panitia, mereka juga ingin berkontribusi dalam melestarikan budaya ini.

Selain berfungsi menyatukan orang dari berbagai latar belakang, festival ini juga berfungsi sebagai pelestarian tradisi budidaya bandeng di Sidoarjo. Melalui festival ini, para petambak Sidoarjo akan semakin terpacu untuk terus meningkatkan produksi dan kualitas budidaya bandeng.

Festival Bandeng Kawak biasanya ditutup dengan konser musik pada malam hari dengan mengundang sejumlah penyanyi. Selain itu, pada bagian ini akan diumumkan pemenang lelang bandeng kawak dan pemberian hadiah oleh Bupati Sidoarjo.

Tantangan Zaman

Meskipun Festival Bandeng Kawak dapat terselenggara setahun sekali, tetapi bukan berarti Pemkab Sidoarjo bisa berleha-leha. Pemkab Sidoarjo selalu menghadapi sejumlah persoalan yang dapat membuat festival ini tidak terselenggara.

Persoalan anggaran menjadi salah satu tantangan besar bagi Pemkab Sidoarjo dalam menyelenggarakan festival ini. Anggaran yang cukup besar dan inflasi yang terjadi tiap tahun sangat berpengaruh terhadap ada atau tidaknya Festival Kawak Bandeng.

Selain itu, minat anak muda terhadap sektor pertanian dan perikanan mengalami penurunan. Arus urbanisasi yang semakin tinggi membuat anak-anak muda lebih tertarik untuk bekerja di sektor industri. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada penurunan jumlah petambak bandeng di Sidoarjo sehingga mengancam keberadaan tradisi budidaya bandeng.

Andreas Pebriawan

Mahasiswa S1 Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours